Alkisah, di tepian sungai sebuah hutan, tampak seekor kura-kura sedang berjalan di sana. Mendekatlah sahabatnya, seekor pelanduk.
“Hai kura kura, apa kabar pagi ini?”
“Hai juga pelanduk. Yah…beginilah aku. Jalanku lambat dan tidak mungkin bisa berlari secepat dirimu,” jawab si kura-kura dengan suara iri.
Si pelanduk melanjutkan berkata, “Sobat, seiisi hutan sedang resah saat ini. Raja hutan sedang mengerang kelaparan dan mulai mencari mangsa. Duh, giliran siapa ya yang akan menjadi santapannya kali ini? Jujur saja, aku kasihan kepadamu! Jalanmu begitu lambat, pasti akan menjadi korban empuk bagi sang raja.”
Dengan suara memelas si kura-kura berkata, “Sobat, tolong ajari aku cara berlari cepat seperti kamu agar aku bisa menyelamatkan diri bila hendak dimangsa oleh raja hutan.”
Si pelanduk setuju dan sejak saat itu, si kura-kura rajin berlatih berlari cepat seperti yang diajarkan oleh pelanduk.
Hingga suatu hari, sang raja hutan berada tak jauh dari si kura-kura. Melihat jalan si kura-kura yang (menurutnya) aneh, si raja hutan hanya mengikuti sambil mengeluarkan suara erangan dan mempermainkannya dengan kuku kakinya. Lalu, karena ketakutan yang luar biasa, si kura-kura akhirnya menghentikan usaha berlarinya. Diapun menarik seluruh anggota tubuhnya ke dalam tempurung, terdiam memejamkan mata dan pasrah kepada nasib—menunggu eksekusi dari si raja hutan.
Tempurung kura-kura yang diam seperti batu bukanlah benda yang asyik untuk dimainkan, juga bukan barang yang nikmat untuk dimakan. Maka, tidak lama kemudian si raja hutan pun meninggalkan kura-kura.
Monyet di atas pohon pun berteriak nyaring ke kura-kura, “Hai kura-kura, bangunlah!! Bahaya sudah berlalu!”
Serasa tidak percaya, si kura-kura perlahan menjulurkan kepalanya melihat ke arah monyet, “Huah, aku selamat!”
“Benar, engkau selamat! Engkau sungguh hewan yang sangat beruntung karena tempurung perlindunganmu menempel di tubuhmu. Jika ada bahaya mengancam, engkau tidak perlu lari cepat-cepat seperti kami! Maka, tidak perlu belajar berlari cepat seperti pelanduk atau memanjat pohon seperti kami. Karena sesungguhnya setiap makhluk hidup memiliki kelebihan dan kekurangnya masing-masing.”
Sambil tertunduk malu si kura menjawab, “Ya, benar! Sobat, terima kasih atas nasihatmu. Sekarang aku tahu, tidak ada yang perlu disesali karena menjadi seekor kura-kura. Tidak harus menjadi seperti makhluk lain. Ternyata, aku juga makhluk yang memiliki kelebihan istimewa, yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya!”
Teman-teman yang Luar Biasa,
Setiap orang yang dilahirkan di dunia ini pasti punya manfaat! Juga, pasti memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh orang lain. Namun, kalau kita hanya berfokus pada kelebihan orang lain atau pada kelemahan diri kita sendiri, maka keyakinan dan kepercayaan diri kita sulit dikembangkan.
Untuk itu, kita perlu mengenal serta mengembangkan kekuatan/kelebihan kita.
Saya percaya, sekecil apapun kemampuan kita pada awalnya, namun kalau kita fokus dan penuh kesungguhan hati dalam mengembangkannya, lambat laun keyakinan dan kepercayaan diri kita akan tumbuh dengan sehat, serta membawa kita pada kemenangan dan kesuksesan!! OK, teman2?
Salam sukses, luar biasa!!
source : http://arief.mywapblog.com/post/6.xhtml
Senin, 09 Juli 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Popular Posts
-
Subhanallah! Sungai Terjernih Di Dunia (10 Foto) | Ciptaan Allah itu sememangnya indah. Jika di dunia dilihat indah dan cantik, bagaimana ...
-
Dampak yang langsung dirasakan ketika orang malas gosok gigi mungkin hanya bau mulut, infeksi dan rasa nyeri. Namun dampak jangka panjang ...
-
- FAADHILAH : ialah - Yang Mulia - FAKHRIYAH : ialah - Kebanggaan - FAT-HIYAH : artinya - Pembukaan - GHONIYYAH : artinya - Kaya - IFT...
-
Melihat orang mengorek-ngorek hidung untuk mendapatkan upil atau kerak kotoran di ronga hidung memang terkesan jorok. Namun dari perilaku ...
-
Check this out Guys.... Lupakan jam tangan pintar karena layarnya yang imut bisa bikin sakit mata, saatnya mungkin anda beli yang satu ini...
-
[ A ] Abdul Aziiz Abdul Ghofur Abdul Kafi Abdul Kodir Abdul Lutfi Abdul Munif Abdul Rauf Abdul Rohman Abdul Rokhim Abdul Syukur ...
-
Penumpang pesawat udara yang akan mendarat di bandar udara di sebuah wilayah terpencil ini harus siap-siap tegang selama proses pendaratan. ...
-
Saat-saat terakhir menghadapi ujian atau tes merupakan suatu hal yang menakutkan. Tidak sedikit dari calon peserta tes menatap waktu ujian...
0 komentar:
Posting Komentar