Rabu, 09 Mei 2012

5 Aturan Pernikahan Bahagia

Bagi banyak pengantin, transisi dari 'saya' menjadi 'kami' tak tumbuh secara alami. Sehingga perlu ada penyesuaian pada kehidupan baru yang dijalani. Menjadi istri tentu saja tak lantas kehilangan kebebasan sepenuhnya. Anda tetap seorang individu yang memiliki kepentingan pribadi, karier, dan hubungan.

Agar Anda dapat berperan sebagai mitra dalam pernikahan, ada beberapa hal yang harus dilakukan. Anda bisa merangkul dan menjalani peran baru ini tanpa kehilangan kemandirian saat menjadi lajang.

Ini lima cara mencipta pernikahan yang seimbang dan bahagia, seperti dikutip dari Bridal Guide:
Bersiap untuk Berbagi

Langkah pertama adalah merasakan sebagai seorang yang menikah, ujar Judith Coche, Ph.D., seorang terapis perkawinan dan keluarga. Bukan berarti harus bersikap romantis terus menerus, namun ingat bahwa pendapat, kebutuhan dan keinginan Anda bukanlah satu-satunya yang harus diperhatikan, terutama saat Anda memang sudah mapan dan mandiri sebelum menikah.

"Perlu diingat, seberapa kecil pun keputusan yang Anda buat, akan memengaruhi pasangan. Sehingga, selalu coba mempertimbangkan perasaannya dan melibatkannya dalam perencanaan sebelum bertindak," ujar Terapis Perkawinan Cheryl Storm, Ph.D.,


Sepakat untuk Tak Setuju

Bagaimana kalau dia tidak menyukai apa yang Anda sukai? Kemungkinan, dia tetap takkan suka. Perbedaan pendapat adalah tantangan besar dari "kita".
Pengantin baru kadang mengalah karena tidak ingin ada konflik, tapi bukan berarti konflik akan hilang. Sebaliknya, jika menghadapi perbedaan pendapat, jelaskan masing-masing posisi kalian dan jika memungkinkan lakukan kompromi.

"Yang penting, lakukan dengan cara yang baik. Dalam perselisihan, masing-masing harus menerimanya sebagai sesuatu yang wajar dan membangun, bukan dengan kebencian,"ujar Coche.

Miliki Waktu untuk Diri Sendiri


Setelah menikah, Anda tidak harus berbagi segala hal dengan pasangan. Hobi dan minat pribadi yang berbeda misalnya, menyehatkan bagi Anda dan hubungan.

Psikolog Susan K. Perry, Ph.D. penulis Loving in Flow: How the Happiest Couples Get and Stay that Way menyatakan, "Jika Anda memiliki hobi pada suatu hal dan suami tidak, jangan berhenti. Karena itu akan membawa energi baru dalam hubungan dan menciptakan antusiasme."

Tetap Jaga Persahabatan

Seperti hobi dan kesenangan, tetap jaga persabahatan dan kontak dengan teman kendati Anda telah menikah.

Psikoterapis Tracey Ellenbogen mengatakan satu orang tak mungkin dapat memenuhi semua kebutuhan Anda, apalagi seorang lawan jenis.

Setelah menikah, mengabaikan orang-orang yang berhubungan dengan Anda sebelumnya hanya akan menghambat diri sendiri dan orang lain bertumbuh dalam hubungan sosial. "Ingat, Anda bukan satu-satunya orang yang membutuhkan orang lain selain pasangan. Berikan ruang yang sama bagi suami memenuhi keinginannya sendiri," ujarnya.

Berbagi Tugas

Meski terdengar tak romantis di awal-awal pernikahan, pembagian tugas dalam rumah tangga akan menghindarkan konflik dan kekecewaan dalam perjalanan kalian nantinya.

Kandi Walker, Ph.D., asisten profesor komunikasi di University of Louisville, Kentucky menyatakan kontrak terbuka mengenai pembagian tugas bisa menjadikan hubungan bekerja sesuai dengan keinginan kedua pihak.

"Konseling pra-nikah diperlukan untuk membicarakan hal-hal sensitif seperti seks, agama dan masalah karier, tabungan, pengeluaran hingga filosofi dalam praktek membesarkan anak," ujarnya. Diperlukan komunikasi terus menerus untuk menyelaraskan kedua pasangan.

"Meski berusaha melakukan yang terbaik, jalan 'kita' yang pasangan tempuh selama pernikahan tak selamanya mulus. Perlu kesabaran, ketenangan dan banyak latihan," kata Walker. (eh)
source: V.news

0 komentar:

Posting Komentar